Thursday, May 17, 2018

HYUI PUBLISHING (TINGKAT NASIONAL)


“HASRAT AGUNG UNTUK BERSUA ”
(Oleh: Titik Rahayu)



Tersadar, Ramadhan silam aku begitu sombong di atas bumi-Mu
Melupakan-Mu, hingga begitu takabburnya  diriku
Bahkan ibadahku tidak sepadan dengan nikmat-Mu
membuatku begitu malu saat mengharapkan cinta_Mu

Hingga dihari-hari terakhir ramadhan-Mu
Jiwa ini merasa ntah...
Merasa kehilangan moment berharga yang teramat sangat
Ah....kesadaran yang lembam
Tak bermakna, tertinggal dalam ruang lingkup penyesalan tak guna
Qalbi memberontak, marah, disambut kecewa

Namun, bibir berusaha menenangkan hati
Tangan mengelus dada, sambil berightifar
Astaghfirullahaladzim..... astaghfirullahaladzim.....
Terus mengiba berhasrat ramadhan ingin bersua lagi...
Memperbaiki kecacatan fatal ramadhan silam
Berharap ramadhan mau mengepakkan sayap lebar
Merangkul hangat menuju permadani syurga


Salam Rindu Ramadhan

POETRY PUBLISHER (TINGKAT NASIONAL)


“TELADANKU”
(Oleh: Titik Rahayu)



Ketika terlintas namamu, jariku tak ingin berhenti melakar
Mengukir sepatah dua patah kata yang sederhana
Namun, tetap saja tak sebanding pengorbananmu

Kekasihku...
Kobaran api melawan jahiliyah bukan alang kepalang
Lelah, letih, hidup, dan mati tak pernah kau hirau
Kau tak pernah kenal itu wahai kekasihku!
Ketulusan cinta pada umatmu tak pernah rampak sampai kapan pun jua

Wahai Rabku...
Cintamu terus membekas dalam sanubariku
Bersepadu rindu yang terus menggebu
Teladanmu.....memenda alur melintang dalam kehidupan umat
Tak ada kata yang mampu menggambarkan budimu
Tak ada rasio yang sanggup melukiskan nuranimu

Selamanya, engkaulah TELADANKU

CIPER PUBLISHING (TINGKAT NASIONAL)


JANTUNG AMPUNAN
(Titik Rahayu)


Sebatang raga pelengkap ruh, lucut menyelinap di bulan suci Ramadhan
Tangis haru memecah 1/3 malam gelita
Seolah menjadi saksi bisu kesungguhan jiwa
Menengadah pilu memperkuat rintihan qalbu

Hatiku terenyuh silu ...
Meluahkan rasa syukur yang tiada tara
Berkeluangan menyapu noda yang t'lah lama menghitam

Syukur....Tuhan memberiku kesempatan...
Secuil harapan menggapai magfirah di bulan jantung ampunan
Alhamdulillah...

Sukma berbisik menguatkan hati
Ramadhan memanggilku....
Engkau tamu istimewa pembawa berkah ya Ramadhan...
Kedatanganmu kutunggu...bersamamu kurindu

Oh Tuhan....
Terimalah aku dalam dekapan ramadhan-Mu




Hentian kajang, 12 Mei 2018

PUISI TINGKAT NASIONAL


"KERATAN DOA"
(Oleh: Titik Rahayu)


Alunan merdu panggilan-Nya nyaris terdengar elok seketika itu
Aku tersadar, bisikan azan telah menyambutku ....
Sepadan seirama dengan belaian lembut tangan bak syurgawi
Itu ayah dan ibuku...
Terbesit tanpa sadar, dunia telah membuka lebar alam nyataku .....
Sembilan bulan 10 hari aku begitu nyaman
Berselimut melingkar dalam rahimmu...
Ibu berbisik memberi makna tersirat dalam benakku
Jangan cemas sayang.....
Ada ayah yang selalu siap mengiringi rentetan hidupmu
Ada ibu yang siap berjuang hidup dan matimu
Melantunkan keratan do’a terindah dalam setiap denyut nadimu
Jangan takut sayang...
Namamu adalah do’a ayah dan ibu
Do’a yang mampu menembus sampai langit ketujuh
Do’a yang sanggup menguatkan harapan qalbu
Bahkan do’a yang akan mengiringi lajur menyusur birunya syurga
Kini....
Aku percaya tanpa sepatah kata
Keratan do’amu adalah dunia dan akheratku, bahkan neraka dan syurgaku

Salam cinta, anakda
Diperlombakan: Puisi Nasional Indonesia

JSI PUBLISHING (TINGKAT NASIONAL)

SENJA YANG TAK DIRINDUKAN  
(Oleh: Titik Rahayu)

Kala itu, fajar tiba siap menoreh rangkaian mimpiku
Kau memerih melepaskan raga mungilku
Pergi tertatih begitu berat bagiku
Namun demi satu harapan, bagian dari irisan hidupku
Tak gentar, tak menawar itulah pilihanku....
Pasrah disambut ikhtiar menjadi tawakalku pada-Nya
Usiaku kini t’lah menginjak ¼ abad
Jari-jemari yang dulunya halus saat melepaskan tanganku
Kini t’lah berubah....
Tanpa sadar jemari itu telah lemah menggenggam
Ibu...
Betapa jauh ambang memisahkan kita
Begitu lama secarik raga terlerai bersama
Kini, ragamu tak lagi seelok dulu
Mahkotamu yang dulu hitam, sekarang tampak berubah putih
Namun sinarmu tetap terpancar indah merona
Oh ....Ibu
Kuingin senja menebar sayap cerita
Namun bagiku senja tak bersahaja seperti fajar
Berkalung mendung, mengulum senyum
Ibu... waktu senjamu tak kurindukan
Karenanya ku tak mampu mengitar waktu dalam dekapanmu
Hilang....sirna...tertelan oleh senja itu
Bagiku, Ibu bagaikan mutiara
Mutiara yang jauh, namun tak ternilai harganya
Meski jauh, secebis hati selalu dieratkan doa pada-Nya
Ibu...
Kumencintaimu karena Allah
Wanita shalihah, yang anggun namun tak lemah
Yang mempesona namun tetap bersahaja
 

                                                                                                                      Salam rindu, anakmu

Hentian Kajang, 26 Mei 2018 
Dibukukan oleh JSI Publisher  



HYUI PUBLISHING (TINGKAT NASIONAL)

“HASRAT AGUNG UNTUK BERSUA ” (Oleh: Titik Rahayu) Tersadar, Ramadhan silam aku begitu sombong di atas bumi-Mu Melupakan-Mu, ...